SynMotivation-Dalam kisah ini kita akan belajar bagaimana cara belajar dari orang-orang yang kesuksesannya telah mendahului kita. Yuda anak yang mempunyai IQ diatas rata-rata bahkan bisa dibilang jenius, dari SD, SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi ia selalu mendapat peringkat 3 besar. Alasannya karena ia selalu belajar dari pengalaman orang lain yang lebih tua darinya, ia melihat kelebihan-kelebihan dari orang-orang yang mendapat nilai bagus dan mempraktekkan caranya dalam cara belajarnya.
Suatu ketika ia menghadiri seminar yang pengisi acaranya adalah CEO dan Petinggi Perusahaan yang sangat sukses dibidangnya masing-masing, ia sangat bersemangat dalam mendengarkan kisah-kisah sukses mereka. Sejak saat itu, Yuda memulai suatu kesepakatan dengan dirinya, “Aku akan sukses seperti mereka”. Mulai keesokan ia memulai usaha secara mandiri yang menjual berbagi alat elektronik, dalam menjalankan usahanya Yuda selalu belajar dari perusahaan yang waktu itu menghadiri seminar tersebut, karena menurutnya untuk sekses seperti mereka ia harus mampu meniru semua hal-hal positif yang telah mensukseskan mereka.
Tapi tentu itu tak semudah teori saat belajar di sekolah, atau seperti sekedar mendapatkan nilai bagus saat sekaolah. Sangat diluar dugaan, ia selalu gagal, usahanya tak berkembang padahal ia selalu mencari dan mempraktekkan kelebihan-kelebihan dari perusahaan yang telah sukses. Ia berfikir, kenapa mereka bisa memajukan perusahaan yang besar, sedangkan ia tak bisa mengurus usahanya sendiri yang relatif kecil, “Apa yang salah??” ia terus bertanya-tanya.
Ia membeli dan membaca kisah-kisah sukses dan berusaha sekuat tenaga dan fikiran untuk maju dan menjadi sukses seperti orang-orang yang kisahnya ia kagumi. Tapi tetap saja hidup tak sekedar “Teori” lebih mudah memahami dari pada mempraktekkannya.
Sampai suatu hari ia mendengar akan diadakan seminar yang pembicaranya adalah orang yang sangat ia kagumi, pemilik dari perusahaan besar di bidang teknologi, mengusai pasar dunia, dan mampu berkembang dengan inovasi-inovasi mereka. Yuda tak berfikir panjang, ia ikut serta dalam seminar tersebut, seperti seminar pada umumnya yang menceritakan bagaimana membangun usaha dan lain sebagainya. Yuda merasa belum menemukan jawabannya, sampai sesion tanya jawab ia terus mendengarkan, kebanyakan pertanyaan berinti sama, Bagaiman anda sukses?? Bagaimana cara anda mengelola perusahaan yang besar? Apa kelebihan perusahaan anda?? Dsb.
Yuda mulai kesal karena belum menemukan jawaban yang ia cari, akhirnya ia angkat tangan dan mengajukan pertanyaan, “Perkenalkan nama saya Yuda, saya mempunyai usaha dibidang elektronik yang relatif masih kecil, yang ingin saya tanyakann, mengapa usaha saya sulit berkembang padahal saya sudah mempraktekkan semua saran yang saya dengar dari orang-orang besar yag sukses, saya telah membeli puluhan buku tentang kisah-kisah sukses, namun tak berhasil juga!!! Apa yang salah???” Ia bertanya dengan semangat karena memang selama bertahun-tahun menjalankan usahanya ia tak tahu hal apa yang menyebabkan usahanya sulit berkembang.
Sang pembicara tersenyum, suasana di dalam ruangan menjadi sunyi seakan-akan menunggu jawaban dari pembicara tersebut. Lalu pembica itu pun menjawab sambil tersenyum, “Kebanyakan dari manusia bertanya tentang 1% kesuksesan ku, berharap bisa belajar dari 1% tersebut, tapi kesalahan terbesar mereka adalah mereka tak bertanya tentang 99% kegagalan saya sebelumnya. Manusia lebih condong melihat kepada hal-hal yang “manis” tapi tak melihat bahkan tak mau melihat hal-hal yang “pahit” padahal dari hal yang “pahit” kita akan lebih banyak belajar. Biar aku beritahu hal penting untuk kalian semua, untuk menjadi sukses bukan hanya kalian pintar, punya uang banyak, atau mempraktekkan kelebihan yang kalian lihat dari kesuksesan orang lain. Tapi kalian juga harus siap 100x jatuh dan 101x bangkit, siap menangis, siap untuk berenang dalam lautan kesulitan hidup.” Semua peserta seminar mendengarkan dengan serius termasuk dengan Yuda, lalu pembicara tersebut melanjutkan, “aku ingat sebuah kalimat yang masih kupengang teguh sampai hari ini.” “Apa itu??” Yuda bertanya, “Success is not key to happiness, but happiness is key to success, if you happy in anything you are doing, InsyaAllah you will success.”
“Success is not key to happiness, but happiness is key to success, if you happy in anything you are doing, InsyaAllah you will success.”
Adhitya Yoga Yudanto
13 Nov. 11 (07.10 WIB)
Selasa, 15 November 2011
Posts by : Admin
Belajar dari 99% Kegalalan Bukan dari 1% Kesuksesan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar