Sabtu, 09 Februari 2013

Indonesia Kekurangan Uang? Masa Sih?

        Indonesia Kekurangan Uang? Masa Sih? Judul yang agak “ekstrim”, bagaimana tidak? Keadaan negara kita yang penuh dengan masalah, mulai dari korupsi, kolusi, ekonomi, dan kawan-kawannya, ada orang yang yang menulis artikel dengan judul yang sedikit menggoda. Ya, itu sengaja, saya ulangi itu sengaja. Saya juga sadar judul di atas adalah kalimat tanya, tujuannya agar pembaca mau membuka diri untuk melihat Indonesia dari sudut pandang yang berbeda.
        Saya tidak akan membahas tentang masalah negeri kita satu persatu, karena mungkin akan memakan waktu 1001 malam untuk membahasnya, lagipula malu-malu-in. Tapi saya akan membahas mengenai jumlah penduduk dari negara ini, jumlah penduduk Indonesia sekarang sangat banyak, tapi kebanyakan orang melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang kurang baik. Namun, ada sisi positif yang belum kita optimalkan dari jumlah penduduk negara kita ini. Apa sisi positifnya? Berikut penjelasannya.
        Jika saya bertanya kepada anda berapa jumlah penduduk Indonesia hari ini? Gunakan rumus kira-kira. 100juta? 500juta? Baik, kita ambil tengahnya, asumsikan jumlah penduduk Indonesia hari ini adalah 300juta orang. Sekarang, saya bertanya kembali kepada anda, berapa jumlah orang kaya yang ada diantara 300juta penduduk Indonesia? 10ribu? 50ribu? Sedikit memang. Tapi saya akan buat definisi tentang “kaya”, pengertian orang “kaya” disini adalah orang yang mempunyai kelebihan uang Rp1.000,- per hari, saya ulangi hanya Rp1.000,-. Jadi berapa orang kaya di negara kita? Anggap saja ada 150juta orang “kaya”.

"The Power Of We"

         Untuk apa kita menghitung jumlah orang kaya seperti di atas? Ada apa maksud dari jumlah Rp1.000? Saya tidak sembarangan menulis angka tersebut, seribu rupiah mungkin adalah jumlah yang sedikit bagi anda. Tapi ada perubahan besar yang bisa terjadi dengan uang seribu rupiah tersebut. Saya review kembali informasi di atas, ada 150juta orang yang mempunyai kelebihan uang seribu rupiah setiap hari. Nah, bagaimana jika uang seribu rupiah dari 150juta orang tadi kita kumpulkan dalam satu rekening bank. Berapa saldonya? 150.000.000 x 1.000 = Rp150.000.000.000,- disingkat Rp150 Milyar per hari, ini berarti Rp4.500.000.000.000,- disingkat Rp4.5 Triliun per bulan (harus koprol sambil bilang “WOW”).
        Itulah kekuatan “the power of we”, jika kita menyatukan hal-hal kecil yang banyak,secara otomatis akan berubah menjadi hal besar. Jumlah di atas tentu jumlah yang minim, karena saya mengasumsikan hanya seribu rupiah, bayangkan jika setiap orang menyumbang 5.000 rupiah setiap harinya, jumlahnya akan naik 5x lipat. Luar biasa bukan? Jumlah tersebut adalah sumbangan cuma-cuma dari rakyat, yang tentu menjadi income yang cukup besar bagi negara. Dengan jumlah tersebut, kita bisa manfaat untuk sektor pendidikan, investasi, penghijauan, dll. 
        Perhitungan di atas memang luar biasa, tapi kenapa belum bisa diterapkan di negara tercinta kita ini? Hal tersebut terjadi karena konsep “the power of we” ada syarat dan ketentuannya. Berikut penjelasannya :

Syaran dan Ketentuan :

Pemerintahan harus bersih dari segala macam bentuk korupsi, kolusi dan keluarga besar KKN.
Ada rasa saling empati terhadap orang lain.
Ada lembaga yang dapat dipercaya untuk mengawasi aliran dananya.
Ada tranparansi dari pengelolaan dana yang sudah terkumpul.
Ada rasa saling percaya antara rakyat dan pemerintah.
Jangan lupa! Dimulai dengan “Basmallah”

Semoga Bermanfaat,
Oleh : Syn Adhitya
Selengkapnya...

Minggu, 19 Februari 2012

Arti dari Sebuah "Waktu"

SynTechnology-Alkisah ada seorang wanita yang hidup di sebuah desa terpencil, dia ingin pergi kerja ke kota agar dia bisa mengoprasi wajahnya. Kemudian dia mengutarakan keinginannya untuk kerja di kota kepada kedua orang tuanya, tapi keinginannya tersebut di tolak oleh kedua orang tuanya. Mendengar kata kedua orang tuanya yang menolak keinginannya dia pun menangis, tapi tak berapa lama kemudian ibunya datang menghampiri dia. Dan tiba-tiba ibunya bilang “Kamu boleh pergi ke kota nak”.

Mendengar perkataan ibunya dia pun tersenyum. Dan pagi harinya dia bersiap-siap untuk pergi ke kota. Di tengah perjalanan yang lama dan melelahkan dia istirahat di sebuah rumah, dan dia pun membayangkan, ” andai ku bisa membangun rumah mewah dan dapat mengoprasi wajah ku yang biasa menjadi luar biasa ini.” Tiba-tiba di tengah-tengah lamunannya datang seorang nenek tua menghampirinya, dan bertanya “kenapa nak kamu tersenyum sendiri?”
“Saya sedang membayangkan andaikan saja ku bisa sukses di kota dan dapat mengoprasi wajahku ini”, kata dia. Dan nenek itu mengeluarkan jam kecil dari kantongnya, kemudian nenek itu berkata “Kamu tinggal putar jam itu sesuai dengan putaran jarum jam, bila kamu ingin segera meraih cita-citamu”.
“Baik nek”, kata wanita tadi.
Kemudian tak berapa lama dia memutar jam tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan nenek tadi. Dan tiba-tiba dia bisa bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Tapi dia tak puas dengan lamanya waktu yang di perlukan agar bisa mengoprasi wajahnya.

Kemudian dia kembali memutar jam tersebut, dan wajahnya pun menjadi cantik. Lagi-lagi dia kurang puas dengan wajahnya, dan kembali dia memutar jam kecil pemberian nenek-nenek yang pernah dia temui sekali lagi. Tapi setelah memutar jamnya dia mendapati wajahnya yang semula cantik jelita menjadi tua dan keriput. Dan dia menyesal dengan keadaan dia sekarang. Kemudian dia kembali menemui nenek-nenek yang memberi dia jam di tempat di mana dia bertemu. Tapi dia tak melihat nenek tersebut karena nenek itu telah lama meninggal. Dia pun hanya bisa menyesal dan menangisi nasibnya.

Teman-teman ku apa pesan yang dapat kita ambil dari kejadian wanita tadi?

1. Jadilah diri sendiri karena hanya dengan menjadi diri sendiri kita akan menjadi pribadi yang hidup dengan penuh rasa bahagia, damai, dan mulia.
2. Raihlah cita-cita dengan penuh pengorbanan, kegigihan, dan kedisiplinan waktu untuk belajar.
3. Kesuksesan bukan datang dari nasib dan keberuntungan, tapi datang dari kerja keras, ketidak putus asaan dan keyakinan.

Semoga bermanfaat :)

Sourch : http://www.resensi.net/arti-sebuah-waktu/2012/02/
Selengkapnya...

Rabu, 14 Desember 2011

Perjalan Hidup Seorang Anak dan Ibunya

SynTechnology-Waktu kamu berumur 1 tahun ,
dia menyuapi dan memandikanmu ....
sebagai balasannya ... kau menangis sepanjang malam.

Waktu kamu berumur 2 tahun ,
dia mengajarimu bagaimana cara berjalan .
sebagai balasannya ... kamu kabur waktu dia memanggilmu

Waktu kamu berumur 3 tahun,
dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang ..
sebagai balasannya ... kamu buang piring berisi makananmu ke lantai

Waktu kamu berumur 4 tahun,
dia memberimu pensil warna ...
sebagai balasannya .. kamu corat coret tembok rumah dan meja makan

Waktu kamu berumur 5 tahun,
dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah..
sebagai balasannya ... kamu memakainya bermain di kubangan lumpur

Waktu berumur 6 tahun,
dia mengantarmu pergi ke sekolah ... sebagai
balasannya ... kamu berteriak 'NGGAK MAU ..!'

Waktu berumur 7 tahun,
dia membelikanmu bola ...
sebagai balasannya .kamu melemparkan bola ke jendela tetangga

Waktu berumur 8 tahun,
dia memberimu es krim ...
sebagai balasannya.. .kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu

Waktu kamu berumur 9 tahun ,
dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu …
sebagai balasannya ... kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar

Waktu kamu berumur 10 tahun,
dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun ... sebagai balasannya ... kamu melompat
keluar mobil tanpa memberi salam

Waktu kamu berumur 11 tahun,
dia mengantar kamu dan temen-temen kamu kebioskop ..
sebagai balasannya ... kamu minta dia duduk di barisan lain

Waktu kamu berumur 12 tahun,
dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa ...
sebagai balasannya .... kamu tunggu sampai dia keluar rumah

Waktu kamu berumur 13 tahun,
dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya ...
sebagai balasannya.. kamu bilang dia tidak tahu mode

Waktu kamu berumur 14 tahun,
dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan ..
sebagai balasannya ... kamu nggak pernah menelponnya.

Waktu kamu berumur 15 tahun,
pulang kerja dia ingin memelukmu ...
sebagai balasannya ... kamu kunci pintu kamarmu

Waktu kamu berumur 16 tahun,
dia mengajari kamu mengemudi mobil ...
sebagai balasannya ... kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa
mempedulikan kepentingannya

Waktu kamu berumur 17 tahun,
dia sedang menunggu telpon yang penting ..
sebagai balasannya ... kamu pakai telpon nonstop semalaman,

Waktu kamu berumur 18 tahun,
dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA..
sebagai balasannya ... kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi

Waktu kamu berumur 19 tahun,
dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama ...
sebagai balasannya ... kamu minta
diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen.

Waktu kamu berumur 20 tahun,
dia bertanya 'Darimana saja seharian ini?'..
sebagai balasannya ... kamu menjawab 'Ah, cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang.'

Waktu kamu berumur 21 tahun,
dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu ...
sebagai balasannya ... kamu bilang 'Aku nggak mau
seperti kamu.'

Waktu kamu berumur 22 tahun,
dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus perguruan tinggi ..
sebagai balasanmu ... kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri

Waktu kamu berumur 23 tahun,
dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu ...
sebagai balasannya ... kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu

Waktu kamu berumur 24 tahun,
dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan ... sebagai balasannya .. kamu mengeluh 'Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu.'

Waktu kamu berumur 25 tahun,
dia membantumu membiayai pernikahanmu hingga puluhan juta ..
sebagai balasannya ... kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Waktu kamu berumur 30 tahun,
dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu ...
sebagai balasannya ... kamu katakan 'Sekarang jamannya sudah beda.'

Waktu kamu berumur 40 tahun ,
dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu ..
sebagai balasannya kamu jawab 'Aku sibuk sekali, nggak ada waktu.'

Waktu kamu berumur 50 tahun,
dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu ...
sebagai balasannya ... kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya

Dan hingga SUATU HARI,
dia meninggal dengan tenang ... dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan, ... dan itu menghantam HATIMU bagaikan pukulan godam

MAKA ..
JIKA ORANGTUAMU MASIH ADA .. BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI
JIKA ORANG TUAMU SUDAH TIADA ... INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU
Selengkapnya...

Minggu, 11 Desember 2011

Renungan Untuk Para Pemuda dari Kisah Seorang Pak Tua

SynTechnology-Suatu hari seorang sahabat saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.

Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang opa tua yang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.

Lalu sang teman mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si opa menceritakan kisah hidupnya.

Si opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus.

Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan iaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.

Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukan nya.

Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.
Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan.

Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita idalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau
plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?

Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan?
Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.

Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengana kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri.

Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat - sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya.

Sejak itu sahabat saya selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan berbicara dengan sang opa. Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.

Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.
Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ?
Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan menjadi seperti ini.
Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.


29/12/2010 Selengkapnya...

Sabtu, 26 November 2011

Kebahagiaan adalah Sekarang

SynTechnology-Alkisah ada dua orang anak laki-laki, Bob dan Bib, yang sedang melewati lembah permen lolipop. Di tengah lembah itu terdapat jalan setapak yang beraspal. Di jalan itulah Bob dan Bib berjalan kaki bersama.Uniknya, di kiri-kanan jalan lembah itu terdapat banyak permen lolipop yang berwarni-warni dengan aneka rasa. Permen-permen yang terlihat seperti berbaris itu seakan menunggu tangan-tangan kecil Bob dan Bib untuk mengambil dan menikmati kelezatan permen-permen tersebut.

Bob sangat kegirangan melihat banyaknya permen lolipop yang bisa diambil. Maka ia pun sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut. Ia mempercepat jalannya supaya bisa mengambil permen lolipop lainnya yang terlihat sangat banyak didepannya. Bob mengumpulkan sangat banyak permen lolipop yang ia simpan di dalam tas karungnya. Ia sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut tapi sepertinya permen-permen tersebut tidak pernah habis maka ia memacu langkahnya supaya bisa mengambil semua permen yang dilihatnya.

Tanpa terasa Bob sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. Dia melihat gerbang bertuliskan "Selamat Jalan". Itulah batas akhir lembah permen lolipop. Di ujung jalan, Bob bertemu seorang lelaki penduduk sekitar. Lelaki itu bertanya kepada Bob, "Bagaimana perjalanan kamu di lembah permen lolipop? Apakah permen-permennya lezat? Apakah kamu mencoba yang rasa jeruk? Itu rasa yang paling disenangi. Atau kamu lebih menyukai rasa mangga? Itu juga sangat lezat." Bob terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi. Ia merasa sangat lelah dan kehilangan tenaga. Ia telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak permen lolipop yang terasa berat di dalam tas karungnya. Tapi ada satu hal yang membuatnya merasa terkejut dan ia pun menjawab pertanyaan lelaki itu, "Permennya saya lupa makan!"

Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. "Hai, Bob! Kamu berjalan cepat sekali. Saya memanggil-manggil kamu tapi kamu sudah sangat jauh di depan saya." "Kenapa kamu memanggil saya?" tanya Bob. "Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen anggur bersama. Rasanya lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan lembah, indah sekali!" Bib bercerita panjang lebar kepada Bob. "Lalu tadi ada seorang kakek tua yang sangat kelelahan. Saya temani dia berjalan. Saya beri dia beberapa permen yang ada di tas saya. Kami makan bersama dan dia banyak menceritakan hal-hal yang lucu. Kami tertawa bersama." Bib menambahkan.

Mendengar cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak hal yang telah ia lewatkan dari lembah permen lolipop yang sangat indah. Ia terlalu sibuk mengumpulkan permen-permen itu. Tapi pun ia sampai lupa memakannya dan tidak punya waktu untuk menikmati kelezatannya karena ia begitu sibuk memasukkan semua permen itu ke dalam tas karungnya.

Di akhir perjalanannya di lembah permen lolipop, Bob menyadari suatu hal dan ia bergumam kepada dirinya sendiri, "Perjalanan ini bukan tentang berapa banyak permen yang telah saya kumpulkan. Tapi tentang bagaimana saya menikmatinya dengan berbagi dan berbahagia." Ia pun berkata dalam hati, "Waktu tidak bisa diputar kembali." Perjalanan di lembah lolipop sudah berlalu dan Bob pun harus melanjutkan kembali perjalanannya.

Dalam kehidupan kita, banyak hal yang ternyata kita lewati begitu saja. Kita lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati kebahagiaan hidup. Kita menjadi Bob di lembah permen lolipop yang sibuk mengumpulkan permen tapi lupa untuk menikmatinya dan menjadi bahagia.

Pernahkan Anda bertanya kapan waktunya untuk merasakan bahagia? Jika saya tanyakan pertanyaan tersebut kepada para klien saya, biasanya mereka menjawab, "Saya akan bahagia nanti... nanti pada waktu saya sudah menikah... nanti pada waktu saya memiliki rumah sendiri... nanti pada saat suami saya lebih mencintai saya... nanti pada saat saya telah meraih semua impian saya... nanti pada saat penghasilan sudah sangat besar... "

Pemikiran 'nanti' itu membuat kita bekerja sangat keras di saat 'sekarang'. Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita konsepkan tentang masa 'nanti' bahagia. Terkadang jika saya renungkan hal tersebut, ternyata kita telah mengorbankan begitu banyak hal dalam hidup ini untuk masa 'nanti' bahagia. Ritme kehidupan kita menjadi sangat cepat tapi rasanya tidak pernah sampai di masa 'nanti' bahagia itu. Ritme hidup yang sangat cepat... target-target tinggi yang harus kita capai, yang anehnya kita sendirilah yang membuat semua target itu... tetap semuanya itu tidak pernah terasa memuaskan dan membahagiakan.

Uniknya, pada saat kita memelankan ritme kehidupan kita; pada saat kita duduk menikmati keindahan pohon bonsai di beranda depan, pada saat kita mendengarkan cerita lucu anak-anak kita, pada saat makan malam bersama keluarga, pada saat kita duduk bermeditasi atau pada saat membagikan beras dalam acara bakti sosial tanggap banjir; terasa hidup menjadi lebih indah.

Jika saja kita mau memelankan ritme hidup kita dengan penuh kesadaran; memelankan ritme makan kita, memelankan ritme jalan kita dan menyadari setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan memperhatikan tawa indah anak-anak bahkan menyadari setiap hembusan nafas maka kita akan menyadari begitu banyak detil kehidupan yang begitu indah dan bisa disyukuri. Kita akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan yang ternyata jauh lebih damai dan tenang. Dan pada akhirnya akan membawa kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur seperti Bib yang melewati perjalanannya di lembah permen lolipop.

Berbahagia dan Bersyukurlah
Selengkapnya...

Mawar Untuk Ibu

SynTechnology-Seorang pria beret di took bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang ibu yang tinggal sejauh 250 km dari tempatnya berada. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri did trotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu menanyainya kenapa dan dijawab oleh gadis itu, “Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya Cuma punya ang lima ratus saja, sedangkan harga mawar itu seribu.”

Pria itu tersenyum dan berkata, “Ayo ikut, aku akan membelikanmu bunga yang kau mau.” Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirimkan ke ibunya.

Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, “Ya tentu saja. Maukah anda mengantarkan ke tempat ibu saya?”

Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditujukan gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum, lalu gadis kecil itu mletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.

Melihat hal ini, hati pria itu menjadi tersentuh, menangis dan teringat sesuatu. Bergegas, ia kembali menuju ke toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibunya.

(Diadaptasi dari: Rose for Mama – C.W. McCall)
Selengkapnya...

Tujuh Keajaiban Dunia

SynTechnology-Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari “Tujuh Keajaiban Dunia.” Pada awal pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar apa yang mereka pikir merupakan “Tujuh Keajaiban Dunia” saat ini. Walaupun ada beberapa ketidaksesuaian, sebagian besar daftar berisi :

1. Piramida
2. Taj Mahal
3. Tembok Besar Cina
4. Menara Pisa
5. Kuil Angkor
6. Menara Eiffel
7. Kuil Parthenon

Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulakan kertas kerjanya. Jadi, sang guru bertaanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya.

Gadis pendiam itu menjawab,
“Ya, sedikit. Saya tidak bias memilih karena sangat banyaknya.”
Sang guru berkata, “Baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki, dan mungkin kami bias membantu memilihya.

Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca, “Saya pikir, “Tujuh Keajaiban Dunia” adalah :

1. Bisa Melihat
2. Bisa Mendengar
3. Bisa Menyentuh
4. Bisa Menyayangi

Dia ragu lagi sebentar, dan kemudian melanjutkan,
5. Bisa Merasakan
6. Bisa Tertawa
7. Dan, Bisa Mencintai

Ruang kelas tersebut sunyi seketika. Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutkan “keajaiban:”. Sementara kita lihat lagi semua yang telah Allah SWT keruniakan untuk kita, kita menyebutkan sebagai “biasa”. Semoga anda hari ini diingatkan tentang segala hal yang betul-betul ajaib dalam kehidupan kita.

Selengkapnya...

Selasa, 15 November 2011

Belajar dari 99% Kegalalan Bukan dari 1% Kesuksesan

SynMotivation-Dalam kisah ini kita akan belajar bagaimana cara belajar dari orang-orang yang kesuksesannya telah mendahului kita. Yuda anak yang mempunyai IQ diatas rata-rata bahkan bisa dibilang jenius, dari SD, SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi ia selalu mendapat peringkat 3 besar. Alasannya karena ia selalu belajar dari pengalaman orang lain yang lebih tua darinya, ia melihat kelebihan-kelebihan dari orang-orang yang mendapat nilai bagus dan mempraktekkan caranya dalam cara belajarnya.

Suatu ketika ia menghadiri seminar yang pengisi acaranya adalah CEO dan Petinggi Perusahaan yang sangat sukses dibidangnya masing-masing, ia sangat bersemangat dalam mendengarkan kisah-kisah sukses mereka. Sejak saat itu, Yuda memulai suatu kesepakatan dengan dirinya, “Aku akan sukses seperti mereka”. Mulai keesokan ia memulai usaha secara mandiri yang menjual berbagi alat elektronik, dalam menjalankan usahanya Yuda selalu belajar dari perusahaan yang waktu itu menghadiri seminar tersebut, karena menurutnya untuk sekses seperti mereka ia harus mampu meniru semua hal-hal positif yang telah mensukseskan mereka.
Tapi tentu itu tak semudah teori saat belajar di sekolah, atau seperti sekedar mendapatkan nilai bagus saat sekaolah. Sangat diluar dugaan, ia selalu gagal, usahanya tak berkembang padahal ia selalu mencari dan mempraktekkan kelebihan-kelebihan dari perusahaan yang telah sukses. Ia berfikir, kenapa mereka bisa memajukan perusahaan yang besar, sedangkan ia tak bisa mengurus usahanya sendiri yang relatif kecil, “Apa yang salah??” ia terus bertanya-tanya.
Ia membeli dan membaca kisah-kisah sukses dan berusaha sekuat tenaga dan fikiran untuk maju dan menjadi sukses seperti orang-orang yang kisahnya ia kagumi. Tapi tetap saja hidup tak sekedar “Teori” lebih mudah memahami dari pada mempraktekkannya.

Sampai suatu hari ia mendengar akan diadakan seminar yang pembicaranya adalah orang yang sangat ia kagumi, pemilik dari perusahaan besar di bidang teknologi, mengusai pasar dunia, dan mampu berkembang dengan inovasi-inovasi mereka. Yuda tak berfikir panjang, ia ikut serta dalam seminar tersebut, seperti seminar pada umumnya yang menceritakan bagaimana membangun usaha dan lain sebagainya. Yuda merasa belum menemukan jawabannya, sampai sesion tanya jawab ia terus mendengarkan, kebanyakan pertanyaan berinti sama, Bagaiman anda sukses?? Bagaimana cara anda mengelola perusahaan yang besar? Apa kelebihan perusahaan anda?? Dsb.
Yuda mulai kesal karena belum menemukan jawaban yang ia cari, akhirnya ia angkat tangan dan mengajukan pertanyaan, “Perkenalkan nama saya Yuda, saya mempunyai usaha dibidang elektronik yang relatif masih kecil, yang ingin saya tanyakann, mengapa usaha saya sulit berkembang padahal saya sudah mempraktekkan semua saran yang saya dengar dari orang-orang besar yag sukses, saya telah membeli puluhan buku tentang kisah-kisah sukses, namun tak berhasil juga!!! Apa yang salah???” Ia bertanya dengan semangat karena memang selama bertahun-tahun menjalankan usahanya ia tak tahu hal apa yang menyebabkan usahanya sulit berkembang.

Sang pembicara tersenyum, suasana di dalam ruangan menjadi sunyi seakan-akan menunggu jawaban dari pembicara tersebut. Lalu pembica itu pun menjawab sambil tersenyum, “Kebanyakan dari manusia bertanya tentang 1% kesuksesan ku, berharap bisa belajar dari 1% tersebut, tapi kesalahan terbesar mereka adalah mereka tak bertanya tentang 99% kegagalan saya sebelumnya. Manusia lebih condong melihat kepada hal-hal yang “manis” tapi tak melihat bahkan tak mau melihat hal-hal yang “pahit” padahal dari hal yang “pahit” kita akan lebih banyak belajar. Biar aku beritahu hal penting untuk kalian semua, untuk menjadi sukses bukan hanya kalian pintar, punya uang banyak, atau mempraktekkan kelebihan yang kalian lihat dari kesuksesan orang lain. Tapi kalian juga harus siap 100x jatuh dan 101x bangkit, siap menangis, siap untuk berenang dalam lautan kesulitan hidup.” Semua peserta seminar mendengarkan dengan serius termasuk dengan Yuda, lalu pembicara tersebut melanjutkan, “aku ingat sebuah kalimat yang masih kupengang teguh sampai hari ini.” “Apa itu??” Yuda bertanya, “Success is not key to happiness, but happiness is key to success, if you happy in anything you are doing, InsyaAllah you will success.”

“Success is not key to happiness, but happiness is key to success, if you happy in anything you are doing, InsyaAllah you will success.”

Adhitya Yoga Yudanto
13 Nov. 11 (07.10 WIB)

Selengkapnya...

Rabu, 09 November 2011

Jendela Rumah Sakit

SynMotivation-Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat disebuah kamar rumah sakit. Seorang di antaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunya yang ada di kamar itu.
Sedangkan pria yang satu lagi harus berbaring lurus di atas punggungnya

Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan, dan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.

Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela diperbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah, pria kedua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.

“Diluar jendela, tampak sebuah taman dengan kolam yang indah. Itik dan angsa berenang-renang, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi berbagai macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kta yang mempesona. Suatu senja yang indah.”

Pria pertama itu menceritakan keadaan di luar jendela dengan detil, sedangkan pria yang satunya berbaring memejamkankan mata membayangkan semua keindahan pemandangan itu. Perasaannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, dan percaya dirinya bertambah.

Suatu pagi, perawat datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati ternyata pria yang berbaring di dekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawat lain untuk memindahkannya keruang jenazah. Kemudian pria yang satu lagi meminta pada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur di dekat jendela itu. Perawat itu menuruti kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.

Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela itu. Hatinya tegang, perlahan ia menjengukkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya? Ternyata, jendela itu menghadap kesebuah TEMBOK KOSONG!!!!!

Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah seorang yang buta bahkan tak bisa melihat tembok sekalipun.

“Barangkali ia ingin memberimu semangat hidup” kata perawat itu.

Renungan

Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang mendengarnya. Setiap kata, adalah layaknya pemicu, yang mampu menelisik sisi terdalam hati manusia, dan membuat kita melakukan sesuatu. Kata-kata, akan selalu memacu dan memicu kita untuk menggerakkan setiap anggota tubuh kita, dalam berpikir, dan bertindak.

Kita percaya dalam kata-kata, tersimpan kekuatan yang sangat kuat. Dan kita telah sama-sama melihatnya dalam cerita tadi. Kekuatan kata-kata akan selalu hadir pada kita yang percaya.

Kita percaya, kata-kata yang santun, sopan, penuh dengan motivasi, bernilai dukungan, memberikan kontribusi positif dalam setiap langkah manusia. Ujaran-ujaran yang bersemangat, tutur kata yang membangun, selalu menghadirkan sisi terbaik dalam hidup kita. Ada hal-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahgiaan kepda orang lain. Menyampaikan keburukan, sebanding dengan setengah kemuraman, namun menyampaikan kebahagiaan akan melipatgandakan kebahagiaan itu sendiri.

Selengkapnya...

Cangkir yang Cantik

SynMotivation-Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah took souvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu,” kata si nenek pada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat.” Ujar si kakek. Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang di maksud berbicara “Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikegumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, tetapi orang itu berkata “belum !” lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang.
Stop ! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras . Stop! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini masih berkata “belum !”

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum, setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.

Wanita itu berkata ”belum !” Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku, setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkanku di dekat kaca. Aku melihat diriku, aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesaktian dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
Renungan


Seperti inilah Allah SWT membentuk kita. Pada saat Allah membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan Kemuliaan-Nya.

“Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai percobaan, sebab anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya anda menjadi sempurna dan utuh serta tak kekurangan suatu apapun,”

Apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Dia sedang membentuk anda. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai, anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk anda.

(Submitted by Satriyo Hari @xxx.co.id)
Selengkapnya...