Selasa, 02 Agustus 2011

Cinta dan Waktu

SynTechnology-Alkisah did suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak, ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya. Merela hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, dating badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepar-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri did tepi mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air maikin naik membasahi kaki Cinta.

Tak lam Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu, “Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak Cinta. Aduh! Maaf, Cinta!” kata Kekayaan, “perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu did perahuku ini.”

Lalu kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan! Tolong Aku!”, teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta.

Air makin tinggi membasahi Cinta sampai kepinggang dan Cinta semakin panic. Tak lama lewatlah Kecantikan. “Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!”, teriak Cinta. “Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini.” Sahut Kecantikan.

Cintasedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan. “Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu.” Kata Cinta. “Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja…” kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta putus asa. Ia merasakan ait makin naik dan aka menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, ”Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!” Cinta menoleh ke arah seuara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya.
Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat, orang itu itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui seipa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segerra menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu. ”Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu.” kata orang itu. ”Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku” tanya Cinta heran. ”Sebab,” kata orang itu, ”hanya Waktu lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu...”

Submitted by Steven Widya @yahoo.co.uk
KeeBook

Selengkapnya...