Sabtu, 26 November 2011

Kebahagiaan adalah Sekarang

SynTechnology-Alkisah ada dua orang anak laki-laki, Bob dan Bib, yang sedang melewati lembah permen lolipop. Di tengah lembah itu terdapat jalan setapak yang beraspal. Di jalan itulah Bob dan Bib berjalan kaki bersama.Uniknya, di kiri-kanan jalan lembah itu terdapat banyak permen lolipop yang berwarni-warni dengan aneka rasa. Permen-permen yang terlihat seperti berbaris itu seakan menunggu tangan-tangan kecil Bob dan Bib untuk mengambil dan menikmati kelezatan permen-permen tersebut.

Bob sangat kegirangan melihat banyaknya permen lolipop yang bisa diambil. Maka ia pun sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut. Ia mempercepat jalannya supaya bisa mengambil permen lolipop lainnya yang terlihat sangat banyak didepannya. Bob mengumpulkan sangat banyak permen lolipop yang ia simpan di dalam tas karungnya. Ia sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut tapi sepertinya permen-permen tersebut tidak pernah habis maka ia memacu langkahnya supaya bisa mengambil semua permen yang dilihatnya.

Tanpa terasa Bob sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. Dia melihat gerbang bertuliskan "Selamat Jalan". Itulah batas akhir lembah permen lolipop. Di ujung jalan, Bob bertemu seorang lelaki penduduk sekitar. Lelaki itu bertanya kepada Bob, "Bagaimana perjalanan kamu di lembah permen lolipop? Apakah permen-permennya lezat? Apakah kamu mencoba yang rasa jeruk? Itu rasa yang paling disenangi. Atau kamu lebih menyukai rasa mangga? Itu juga sangat lezat." Bob terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi. Ia merasa sangat lelah dan kehilangan tenaga. Ia telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak permen lolipop yang terasa berat di dalam tas karungnya. Tapi ada satu hal yang membuatnya merasa terkejut dan ia pun menjawab pertanyaan lelaki itu, "Permennya saya lupa makan!"

Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. "Hai, Bob! Kamu berjalan cepat sekali. Saya memanggil-manggil kamu tapi kamu sudah sangat jauh di depan saya." "Kenapa kamu memanggil saya?" tanya Bob. "Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen anggur bersama. Rasanya lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan lembah, indah sekali!" Bib bercerita panjang lebar kepada Bob. "Lalu tadi ada seorang kakek tua yang sangat kelelahan. Saya temani dia berjalan. Saya beri dia beberapa permen yang ada di tas saya. Kami makan bersama dan dia banyak menceritakan hal-hal yang lucu. Kami tertawa bersama." Bib menambahkan.

Mendengar cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak hal yang telah ia lewatkan dari lembah permen lolipop yang sangat indah. Ia terlalu sibuk mengumpulkan permen-permen itu. Tapi pun ia sampai lupa memakannya dan tidak punya waktu untuk menikmati kelezatannya karena ia begitu sibuk memasukkan semua permen itu ke dalam tas karungnya.

Di akhir perjalanannya di lembah permen lolipop, Bob menyadari suatu hal dan ia bergumam kepada dirinya sendiri, "Perjalanan ini bukan tentang berapa banyak permen yang telah saya kumpulkan. Tapi tentang bagaimana saya menikmatinya dengan berbagi dan berbahagia." Ia pun berkata dalam hati, "Waktu tidak bisa diputar kembali." Perjalanan di lembah lolipop sudah berlalu dan Bob pun harus melanjutkan kembali perjalanannya.

Dalam kehidupan kita, banyak hal yang ternyata kita lewati begitu saja. Kita lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati kebahagiaan hidup. Kita menjadi Bob di lembah permen lolipop yang sibuk mengumpulkan permen tapi lupa untuk menikmatinya dan menjadi bahagia.

Pernahkan Anda bertanya kapan waktunya untuk merasakan bahagia? Jika saya tanyakan pertanyaan tersebut kepada para klien saya, biasanya mereka menjawab, "Saya akan bahagia nanti... nanti pada waktu saya sudah menikah... nanti pada waktu saya memiliki rumah sendiri... nanti pada saat suami saya lebih mencintai saya... nanti pada saat saya telah meraih semua impian saya... nanti pada saat penghasilan sudah sangat besar... "

Pemikiran 'nanti' itu membuat kita bekerja sangat keras di saat 'sekarang'. Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita konsepkan tentang masa 'nanti' bahagia. Terkadang jika saya renungkan hal tersebut, ternyata kita telah mengorbankan begitu banyak hal dalam hidup ini untuk masa 'nanti' bahagia. Ritme kehidupan kita menjadi sangat cepat tapi rasanya tidak pernah sampai di masa 'nanti' bahagia itu. Ritme hidup yang sangat cepat... target-target tinggi yang harus kita capai, yang anehnya kita sendirilah yang membuat semua target itu... tetap semuanya itu tidak pernah terasa memuaskan dan membahagiakan.

Uniknya, pada saat kita memelankan ritme kehidupan kita; pada saat kita duduk menikmati keindahan pohon bonsai di beranda depan, pada saat kita mendengarkan cerita lucu anak-anak kita, pada saat makan malam bersama keluarga, pada saat kita duduk bermeditasi atau pada saat membagikan beras dalam acara bakti sosial tanggap banjir; terasa hidup menjadi lebih indah.

Jika saja kita mau memelankan ritme hidup kita dengan penuh kesadaran; memelankan ritme makan kita, memelankan ritme jalan kita dan menyadari setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan memperhatikan tawa indah anak-anak bahkan menyadari setiap hembusan nafas maka kita akan menyadari begitu banyak detil kehidupan yang begitu indah dan bisa disyukuri. Kita akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan yang ternyata jauh lebih damai dan tenang. Dan pada akhirnya akan membawa kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur seperti Bib yang melewati perjalanannya di lembah permen lolipop.

Berbahagia dan Bersyukurlah
Selengkapnya...

Mawar Untuk Ibu

SynTechnology-Seorang pria beret di took bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang ibu yang tinggal sejauh 250 km dari tempatnya berada. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri did trotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu menanyainya kenapa dan dijawab oleh gadis itu, “Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya Cuma punya ang lima ratus saja, sedangkan harga mawar itu seribu.”

Pria itu tersenyum dan berkata, “Ayo ikut, aku akan membelikanmu bunga yang kau mau.” Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirimkan ke ibunya.

Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, “Ya tentu saja. Maukah anda mengantarkan ke tempat ibu saya?”

Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditujukan gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum, lalu gadis kecil itu mletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.

Melihat hal ini, hati pria itu menjadi tersentuh, menangis dan teringat sesuatu. Bergegas, ia kembali menuju ke toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibunya.

(Diadaptasi dari: Rose for Mama – C.W. McCall)
Selengkapnya...

Tujuh Keajaiban Dunia

SynTechnology-Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari “Tujuh Keajaiban Dunia.” Pada awal pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar apa yang mereka pikir merupakan “Tujuh Keajaiban Dunia” saat ini. Walaupun ada beberapa ketidaksesuaian, sebagian besar daftar berisi :

1. Piramida
2. Taj Mahal
3. Tembok Besar Cina
4. Menara Pisa
5. Kuil Angkor
6. Menara Eiffel
7. Kuil Parthenon

Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulakan kertas kerjanya. Jadi, sang guru bertaanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya.

Gadis pendiam itu menjawab,
“Ya, sedikit. Saya tidak bias memilih karena sangat banyaknya.”
Sang guru berkata, “Baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki, dan mungkin kami bias membantu memilihya.

Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca, “Saya pikir, “Tujuh Keajaiban Dunia” adalah :

1. Bisa Melihat
2. Bisa Mendengar
3. Bisa Menyentuh
4. Bisa Menyayangi

Dia ragu lagi sebentar, dan kemudian melanjutkan,
5. Bisa Merasakan
6. Bisa Tertawa
7. Dan, Bisa Mencintai

Ruang kelas tersebut sunyi seketika. Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutkan “keajaiban:”. Sementara kita lihat lagi semua yang telah Allah SWT keruniakan untuk kita, kita menyebutkan sebagai “biasa”. Semoga anda hari ini diingatkan tentang segala hal yang betul-betul ajaib dalam kehidupan kita.

Selengkapnya...

Selasa, 15 November 2011

Belajar dari 99% Kegalalan Bukan dari 1% Kesuksesan

SynMotivation-Dalam kisah ini kita akan belajar bagaimana cara belajar dari orang-orang yang kesuksesannya telah mendahului kita. Yuda anak yang mempunyai IQ diatas rata-rata bahkan bisa dibilang jenius, dari SD, SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi ia selalu mendapat peringkat 3 besar. Alasannya karena ia selalu belajar dari pengalaman orang lain yang lebih tua darinya, ia melihat kelebihan-kelebihan dari orang-orang yang mendapat nilai bagus dan mempraktekkan caranya dalam cara belajarnya.

Suatu ketika ia menghadiri seminar yang pengisi acaranya adalah CEO dan Petinggi Perusahaan yang sangat sukses dibidangnya masing-masing, ia sangat bersemangat dalam mendengarkan kisah-kisah sukses mereka. Sejak saat itu, Yuda memulai suatu kesepakatan dengan dirinya, “Aku akan sukses seperti mereka”. Mulai keesokan ia memulai usaha secara mandiri yang menjual berbagi alat elektronik, dalam menjalankan usahanya Yuda selalu belajar dari perusahaan yang waktu itu menghadiri seminar tersebut, karena menurutnya untuk sekses seperti mereka ia harus mampu meniru semua hal-hal positif yang telah mensukseskan mereka.
Tapi tentu itu tak semudah teori saat belajar di sekolah, atau seperti sekedar mendapatkan nilai bagus saat sekaolah. Sangat diluar dugaan, ia selalu gagal, usahanya tak berkembang padahal ia selalu mencari dan mempraktekkan kelebihan-kelebihan dari perusahaan yang telah sukses. Ia berfikir, kenapa mereka bisa memajukan perusahaan yang besar, sedangkan ia tak bisa mengurus usahanya sendiri yang relatif kecil, “Apa yang salah??” ia terus bertanya-tanya.
Ia membeli dan membaca kisah-kisah sukses dan berusaha sekuat tenaga dan fikiran untuk maju dan menjadi sukses seperti orang-orang yang kisahnya ia kagumi. Tapi tetap saja hidup tak sekedar “Teori” lebih mudah memahami dari pada mempraktekkannya.

Sampai suatu hari ia mendengar akan diadakan seminar yang pembicaranya adalah orang yang sangat ia kagumi, pemilik dari perusahaan besar di bidang teknologi, mengusai pasar dunia, dan mampu berkembang dengan inovasi-inovasi mereka. Yuda tak berfikir panjang, ia ikut serta dalam seminar tersebut, seperti seminar pada umumnya yang menceritakan bagaimana membangun usaha dan lain sebagainya. Yuda merasa belum menemukan jawabannya, sampai sesion tanya jawab ia terus mendengarkan, kebanyakan pertanyaan berinti sama, Bagaiman anda sukses?? Bagaimana cara anda mengelola perusahaan yang besar? Apa kelebihan perusahaan anda?? Dsb.
Yuda mulai kesal karena belum menemukan jawaban yang ia cari, akhirnya ia angkat tangan dan mengajukan pertanyaan, “Perkenalkan nama saya Yuda, saya mempunyai usaha dibidang elektronik yang relatif masih kecil, yang ingin saya tanyakann, mengapa usaha saya sulit berkembang padahal saya sudah mempraktekkan semua saran yang saya dengar dari orang-orang besar yag sukses, saya telah membeli puluhan buku tentang kisah-kisah sukses, namun tak berhasil juga!!! Apa yang salah???” Ia bertanya dengan semangat karena memang selama bertahun-tahun menjalankan usahanya ia tak tahu hal apa yang menyebabkan usahanya sulit berkembang.

Sang pembicara tersenyum, suasana di dalam ruangan menjadi sunyi seakan-akan menunggu jawaban dari pembicara tersebut. Lalu pembica itu pun menjawab sambil tersenyum, “Kebanyakan dari manusia bertanya tentang 1% kesuksesan ku, berharap bisa belajar dari 1% tersebut, tapi kesalahan terbesar mereka adalah mereka tak bertanya tentang 99% kegagalan saya sebelumnya. Manusia lebih condong melihat kepada hal-hal yang “manis” tapi tak melihat bahkan tak mau melihat hal-hal yang “pahit” padahal dari hal yang “pahit” kita akan lebih banyak belajar. Biar aku beritahu hal penting untuk kalian semua, untuk menjadi sukses bukan hanya kalian pintar, punya uang banyak, atau mempraktekkan kelebihan yang kalian lihat dari kesuksesan orang lain. Tapi kalian juga harus siap 100x jatuh dan 101x bangkit, siap menangis, siap untuk berenang dalam lautan kesulitan hidup.” Semua peserta seminar mendengarkan dengan serius termasuk dengan Yuda, lalu pembicara tersebut melanjutkan, “aku ingat sebuah kalimat yang masih kupengang teguh sampai hari ini.” “Apa itu??” Yuda bertanya, “Success is not key to happiness, but happiness is key to success, if you happy in anything you are doing, InsyaAllah you will success.”

“Success is not key to happiness, but happiness is key to success, if you happy in anything you are doing, InsyaAllah you will success.”

Adhitya Yoga Yudanto
13 Nov. 11 (07.10 WIB)

Selengkapnya...

Rabu, 09 November 2011

Jendela Rumah Sakit

SynMotivation-Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat disebuah kamar rumah sakit. Seorang di antaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunya yang ada di kamar itu.
Sedangkan pria yang satu lagi harus berbaring lurus di atas punggungnya

Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan, dan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.

Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela diperbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah, pria kedua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.

“Diluar jendela, tampak sebuah taman dengan kolam yang indah. Itik dan angsa berenang-renang, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi berbagai macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kta yang mempesona. Suatu senja yang indah.”

Pria pertama itu menceritakan keadaan di luar jendela dengan detil, sedangkan pria yang satunya berbaring memejamkankan mata membayangkan semua keindahan pemandangan itu. Perasaannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, dan percaya dirinya bertambah.

Suatu pagi, perawat datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati ternyata pria yang berbaring di dekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawat lain untuk memindahkannya keruang jenazah. Kemudian pria yang satu lagi meminta pada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur di dekat jendela itu. Perawat itu menuruti kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.

Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela itu. Hatinya tegang, perlahan ia menjengukkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya? Ternyata, jendela itu menghadap kesebuah TEMBOK KOSONG!!!!!

Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah seorang yang buta bahkan tak bisa melihat tembok sekalipun.

“Barangkali ia ingin memberimu semangat hidup” kata perawat itu.

Renungan

Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang mendengarnya. Setiap kata, adalah layaknya pemicu, yang mampu menelisik sisi terdalam hati manusia, dan membuat kita melakukan sesuatu. Kata-kata, akan selalu memacu dan memicu kita untuk menggerakkan setiap anggota tubuh kita, dalam berpikir, dan bertindak.

Kita percaya dalam kata-kata, tersimpan kekuatan yang sangat kuat. Dan kita telah sama-sama melihatnya dalam cerita tadi. Kekuatan kata-kata akan selalu hadir pada kita yang percaya.

Kita percaya, kata-kata yang santun, sopan, penuh dengan motivasi, bernilai dukungan, memberikan kontribusi positif dalam setiap langkah manusia. Ujaran-ujaran yang bersemangat, tutur kata yang membangun, selalu menghadirkan sisi terbaik dalam hidup kita. Ada hal-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahgiaan kepda orang lain. Menyampaikan keburukan, sebanding dengan setengah kemuraman, namun menyampaikan kebahagiaan akan melipatgandakan kebahagiaan itu sendiri.

Selengkapnya...

Cangkir yang Cantik

SynMotivation-Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah took souvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu,” kata si nenek pada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat.” Ujar si kakek. Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang di maksud berbicara “Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikegumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, tetapi orang itu berkata “belum !” lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang.
Stop ! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras . Stop! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini masih berkata “belum !”

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum, setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.

Wanita itu berkata ”belum !” Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku, setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkanku di dekat kaca. Aku melihat diriku, aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesaktian dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
Renungan


Seperti inilah Allah SWT membentuk kita. Pada saat Allah membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan Kemuliaan-Nya.

“Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai percobaan, sebab anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya anda menjadi sempurna dan utuh serta tak kekurangan suatu apapun,”

Apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Dia sedang membentuk anda. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai, anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk anda.

(Submitted by Satriyo Hari @xxx.co.id)
Selengkapnya...

Selasa, 08 November 2011

Garam dan Telaga

SynMotivation-Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, daanglah seorang anak muda yang sedang di rundung banyak masalah. Anak muda itu memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduk perlahan. “Coba, minum ini, dan katakana bagaimana rasanya..”, ujar Pak tua itu.

“Asin. Asin sekali”, jawab anak mda itu, sambil meludah kesamping.

Pak tua itu sedikit tersenyum. Ia lalu mengajak sang anak muda, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

Pak tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, kedalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. “Coba ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat anak muda itu selesai meminum air itu, Pak tua barkata lagi, “Bagaimana rasanya?”.

“Segar”, sahut anak muda itu. “Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?”, Tanya Pak tua lagi. “Tidak”, jawab si anak muda.

Dengan bijak Pak tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda itu. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. “Anak muda, denarlah. Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa asin itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.”

“Tapi kepahitan yang kita rasakan, akan dangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu meradakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bias kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk manampung setiap kepahitan itu.”

Pak tua itu lalu kembali memberikan nasehat. “Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”

Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar pada hari itu. Dan Pak tua kembali menyimpan “segenggam garam”, untuk anak muda yang lain, yang sering dating padanya membawa kersahan jiwa.


Selengkapnya...